This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.


Kamis, 13 Desember 2012

SALAT ISTIKHARAH

SALAT ISTIKHARAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.         Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri, bahwa agama islam memiliki misi dakwah yang sangat tinggi, yaitu dengan tujuan tercapainya rahmatal lil ‘alamin. Islam merupakan agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada ummatnya, dan supaya dipahami serta di jalankan dengan kaffah. Ajaran Islam member petunjuk kepada orang-orang yang taqwa ( hudan li al-Muttaqin), member petunjuk kepada seluruh umat manusia ( hudan li al-Nas), dan memberi rahmat untuk seluruh alam semesta ( rahmatan li Alamin).
Bila disikapi secara seksama, ketiga misi ini arahnya ditujukan kepada umat Islam ( Muttaqi ), lantas sekupnya diperluas kepada seluruh umat manusia, umat Islam maupun di luar Islam (al-Nas), dan pada arah misi yang cukupannya menjadi sangat luas yaitu mencakup seluruh alam semesta (al-Alamin). Demikian juga, tujuan dari misi Islam mencakup tiga level, yaitu mebangun peradaban pada level orang-orang bertaqwa, selanjutnya membangun peradaban untuk seluruh lapisan umat manusia, dan yang terakhir membangun peradaban untuk alam semesta.
Setiap umat Islam telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai khalifah Allah di muka bumi ini, dan setiap kita memiliki tanggungjawab untuk selalu menyampaikan setiap ajaran itu sebagaimana diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. ini berarti setiap umat Islam berkewajiban untuk melaksanakan ajaranNya, dengan cara melaksanakan ibadah mahdloh maupun goiru mahdloh.
Untuk mewujudkan tugas yang sangat mulya itu, tentunya setiap kita, harus mencari cara yang tepat guna mengaktualisasikan nilai-nilai Islam yang luhur, sehingga dapat diterima pada setiap level masyarakat dan sesuai dengan setiap situasi dan kondisi yang ada. Dalam kondisi seperti inilah, peran Perguruan Tinggi Islam, termasuk Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, menjadi sangat strategis. Para ulama, intelektual, dan saintis STAIN Kudus tentunya tidak hanya cukup menyondorkan konsep Islam saja, tetapi dituntut membangun metodologi serta epistemology yang kokoh, dan mengembangkan teknik-teknik beragama yang mudah diaplikasikan, sehingga mampu menawarkan Isalam praktis ditengah-tengah Civitas Akademik STAIN Kudus khususnya dan masyarakat pada umunya.
Pelatihan ibadah seabagaimana dimaksud STAIN Kudus pada dasarnya bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mampu memahami dan mepraktekkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya. Pelatihan ini juga diharapkan mampu membngun budaya dikalangan mahasiswa yang tidak hanya mampu mengetahui dan memahami ajaran Islam, tetapi juga mereka merasa butuh untuk mengamalkan ajaran tersebut.
B.         Pengertian Pelatihan Ibadah
Pelatihan Ibadah merupakan suatu program akademik yang termuat dalam kurikulum Jurusan Dakwah Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BPI) yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa STAIN Kudus.
Pelatihan ibadah ini pada hakikatnya merupakan implementasi dari beberapa mata kuliah yang telah dan/atau sedang dipelajari oleh masing-masing praktikan.
C.         Tujuan Pelatihan Ibadah
Pelatihan Ibadah bertujuan untuk membentuk perilaku keberagamaan mahasiswa agar sesuai dengan tuntunan agama Islam. Disamping itu, dari praktek ini juga diharapkan kan terbentuk kebiasaan dari setiap praktikan untuk melaksanakan ajaran agama Islam.
D.         Sifat Kegiatan Pelatihan Ibadah

       1.     Pelatihan ibadah pada dasarnya merupakan salah satu kegiatan praktikum yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa;
       2.     Pelatihan ibadah merupakan aktualisasi dan implementasi dari pengetahuan teoritik yang telah dipelajari mahasiswa sebelumnya, dan
       3.     Pelatihan ibadah pada dasarnya merupakan kegiatan praktek yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa dan kelulusannya menjadi prasyarat untuk mengikuti PPL, KKN, dan Munaqosah.







BAB II
PEMBAHASAN

A.               Pengertian Salat Istikharah
Definisi salat istikharah. Istikharah berasal dari kata al-Khair yang bermakna sesuatu yang terbaik. Salat Istikharah ialah salat sunah dua rakaat untuk memohon pertolongan dari Allah SWT. Untuk menunjukkan pilihan yang terbaik di antara dua hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya oleh manusia. Karena terkadang apa yang menurut pandangan manusia itu baik, belum tentu menurut Allah baik juga, demikian sebaliknya.
Salat Istikharah kita jalankan untuk mencari petunjuk dari Allah, dengan diberi tanda-tanda atau alamat atau pun isyarat. Alhasil, salat Istikharah berarti salat yang dilaksanakan untuk memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam rangka memilih pilihan yang terbaik. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala urusan manusia. Sementara kita sebagai hamba Allah diwajibkan berusaha, Allah-lah yang menentukannya. Di dalam hidup dan kehidupan ini masing-masing manusia bermacam-macam pola ragam perihal dan keadaannya. 
Salat Istikharah dapat dimaksudkan mencari kebaikan, artinya jika kita mempunyai hajat dan bercita-cita akan mengerjakan sesuatu atau dalam keadaan dilema, maka untuk memutuskan salah satu dari dua hal, disunahkan salat Istikharah dua rakaat. Seperti dalam hadis Nabi sebagai berikut :
Dari Jabir bin Abdillah radiallahu anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْاللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي قَالَ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ

Artinya : “Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami istikharah dalam setiap urusan yan kami hadapi sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Quran. Beliau sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang dari kalian menghadapi masalah maka ruku’lah (salat) dua rakaat yang bukan salat wajib kemudian berdoalah: (Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmuMu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon karunia-Mu yang Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang aku tidak mampu, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti,  maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja dimanapun adanya kemudian jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu”. Beliau bersabda: “Dia sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu”. (HR. Al-Bukhari)[1].
Cara menyebutkan urusannya misalnya: Ya Allah, jika engkau mengetahui bahwa safar ini atau pernikahan ini atau usaha ini atau mobil ini baik bagiku …, dan seterusnya. Penjelasan ringkas:
Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang sangat lemah, mereka sangat membutuhkan bantuan dari Allah Ta’ala dalam semua urusan mereka. Hal itu karena dia tidak mengetahui hal yang gaib sehingga dia tidak bisa mengetahui mana amalan yang akan mendatangkan kebaikan dan mana yang akan mendatangkan kejelekan bagi dirinya. Karenanya, terkadang seseorang hendak mengerjakan suatu perkara dalam keadaan dia tidak mengetahui akibat yang akan lahir dari perkara tersebut atau hasilnya mungkin akan meleset dari perkiraannya.
Oleh karena itulah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mensyariatkan adanya istikharah, yaitu permintaan kepada Allah agar Dia berkenan memberikan hidayah kepadanya menuju kepada kebaikan. Yang mana doa istikharah ini dipanjatkan kepada Allah setelah dia mengerjakan salat sunah dua rakaat. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat al- Qasos Ayat 68-70 :
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (٦٨)
وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (٦٩)
وَهُوَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الأولَى وَالآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٧٠)

Artinya : 68. dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). 69. dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. 70. dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan[2].
B. Tujuan Salat Istikharah
Tujuannya adalah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan dan kekecewaan di kemudian hari. Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran dan pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang akan datang. Contoh kasus penentuan pilihan :
1.      Memilih jodoh suami/istri.
2.      Memilih pekerjaan.
3.      Memutuskan suatu perkara.
4.      Memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya
Dalam melakukan salat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa sunah, sedekah, dzikir, dan amalan baik lainnya[3].
C.   Waktu Shalat Istikharah
Pada dasarnya salat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja namun dianjurkan pada waktu sepertiga malam terakhir. Salat Istikharah itu tidak mempunyai waktu tertentu, akan tetapi salat istikharah itu seperti salat Tahajud dan salat Hajat, maka waktunya tepat atau lebih utama bila dikerjakan malam hari yang sunyi agar selekasnya Allah mengabulkan apa yang diharapkannya dan memberi petunjuk tentang sesuatu persoalan yang rumit. Salat Istikharah hukumnya sunah muakad bagi orang yang sedang menginginkan petunjuk itu, maka akan mendapatkan pilihannya.
Dan ada baiknya setelah selesai salat istikharah dengan sempurna kemudian membaca doa istikharah dan sesudah berdoa hendaklah memilih dalam hati mana yang cenderung dalam hati di antara dua hal itu. Karena itu, kita harus benar-benar mempercayai kehendak Allah yang akan ditetapkan-Nya, sehingga dengan demikian terlepaslah kita dari usaha atau pilihan dirinya pribadi. Namun, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang akhir karena ada hadits yang mengatakan waktu tersebut sebagai waktu mustajab untuk berdoa. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim sebagai berikut:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر يقول: من يدعوني فأستجيب له؟ من يسألني فأعطيه؟ من يستغفرني فأغفر له ؟
Arti kesimpulan: Allah akan memenuhi doa, permintaan dan permohonan ampun yang dilakukan pada sepertiga malam yang akhir.[4]
D.    Tata Cara Melaksanakan Salat Istikharah
Syarat salat sunah istikharah sama dengan salat yang lain yakni:
1.      Pelaku harus dalam keadaan suci dari hadats kecil dan besar
2.      Pakaian salat harus suci
3.      Tempat salat harus suci. Jumlah rakaat dalam salat istikharah adalah 2 rakaat.
NIAT SALAT ISTIKHARAH
Niat untuk salat istikharah.                                                
 أصلي سنة الإستخارة ركعتين لله تعالي
Artinya: Saya niat salat sunah istikharah dua raka'at karena Allah.

BACAAN WAKTU SALAT ISTIKHARAH
1. Rakaat pertama: membaca surat Al-Fatihah dan Surah Al-Kafirun 
(قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ)

2. Rakaat kedua: membaca surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas         
  (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
DOA SALAT ISTIKHARAH
Setelah selesai salat, tiba waktunya berdoa. Tata cara berdoa yang ideal sebagai berikut:
1. Membaca hamdalah dan selawat ibrahimiyah.
الحمد لله رب العالمين. حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك  اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
2. Dilanjutkan dengan membaca doa khusus untuk istikharah:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلا أَقْدِرُ , وَتَعْلَمُ وَلا أَعْلَمُ , وَأَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ , اللَّهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ
(sebutkan keperluan) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ , اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ )sebutkan keperluan Anda(  شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ  أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ )sebutkan keperluan Anda(

3. Tutup doa di atas dengan bacaan slaewat ibrahimiyah seperti di atas, yaitu:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

Catatan: tentu saja Anda dapat berdoa dengan bahasa sendiri.
YANG DILAKUKAN SETELAH SALAT ISTIKHARAH
Setelah salat istikharah dan doa selesai hendaknya seseorang melakukan apa yang sesuai kelapangan hatinya. Imam An-Nawawi mengatakan
 إذا استخار مضى لما شرح له صدره
Artinya: Jika seseorang melakukan istikharah, maka lanjutkanlah apa yang menjadi kelapangan hatinya.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari Syarhul Bukhari mengatakan:
واختلف فيما يفعل المستخير بعد الاستخارة، فقال ابن عبد السلام: يفعل ما اتفق، ويستدل له بقوله في بعض طرق حديث ابن مسعود وفي آخره: ثم يعزم، وقال النووي في الأذكار: يفعل بعد الاستخارة ما يشرح به صدره، ويستدل له بحديث أنس عند ابن السني: إذا هممت فاستخر ربك سبعا، ثم انظر إلى الذي يسبق في قلبك، فإن الخير فيه، وهذا لو ثبت لكان هو المعتمد، لكن سنده واه جدا، والمعتمد أنه لا يفعل ما ينشرح به صدره مما كان فيه هوى قبل الاستخارة، وإلى ذلك الإشارة بقوله في آخر حديث أبي سعيد: ولا حول ولا قوة إلا بالله
Arti kesimpulan: Setelah istikharah berpeganglah pada pilihan yang Anda merasa mantap tanpa didasari hawa nafsu.
Mimpi Setelah Salat Istikharah
Sudah menjadi tradisi di Indonesia, bahwa penentuan keputusan akhir dari hasil istikharah adalah melalui mimpi. Jadi, shalat dan doa istikharah dilakukan, pelakunya kemudian tidur. Hasil mimpi setelahnya akan dianggap sebagai “keputusan final”.
Pandangan dan kebiasaan ini kurang tepat dan tidak ada dasar hadis maupun pendapat ulama’ salaf. Sebenarnya tidak masalah mengandalkan mimpi istikharah kalau mimpinya ternyata kebetulan baik. Yang menjadi soal kalau ternyata mimpinya itu justru mengarah pada hal-hal yang negatife atau tidak membawa maslahat. Apalagi, mimpi tidak lepas dari 3 kemungkinan dari Allah, dari setan, dan dari diri sendiri. Tidak ada jaminan mimpi yang dating setelah shalat istikharah adalah mimpi dari Allah.
Seperti disebut di atas berdasarkan hadis dan pendapat ulama’ salaf, keputusan final setelah salat istikharah hendaknya dilakukan dengan kelapangan hati dan pandangan analisa yang tulus. Dua hal ini hanya dapat dilakukan pada saat bangun. Bukan saat sedang tidur, wallahu a’lam[5].
           
E.     Manfaat Salat Istikharah
Di samping untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT sebagai rasa taqarrub kepada-Nya, salat sunah Istikharah juga bermanfaat untuk membebaskan diri rasa keragu-raguan dan kebingungan dalam menentukan sebuah pilihan yang paling baik dan paling bagus, baik menurut pandangan hukum maupun agama, agar tidak kecewa atau menyesal di kemudian hari.




BAB III
PENUTUP

Ø  Kesimpulan
1.      Salat Istikharah ialah salat sunah dua rakaat untuk memohon pertolongan dari Allah SWT.
2.      Tujuan salat istikharah adalah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua.
3.      Waktu salat istikharah pada dasarnya dapat dilaksanakan kapan saja namun dianjurkan pada waktu sepertiga malam terakhir.
4.      Tata Cara Melaksanakan Salat Istikharah.
Ø  Adapun syarat-syaratnya ialah : pelaku harus dalam keadaan suci dari hadats kecil dan besar, pakaian salat harus suci, tempat shalat harus suci. Jumlah rakaat dalam salat istikharah adalah 2 rakaat. 
Ø  Dan cara pelaksanaannya :
a.  Niat
b. Rakaat pertama: membaca surat Al-Fatihah dan Surah Al-Kafirun
c.  Rakaat kedua: membaca surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas
5.      Manfaat salat istikharah di samping untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT, shalat sunnat Istikharah juga bermanfaat untuk membebaskan diri rasa keragu-raguan dan kebingungan dalam menentukan sebuah pilihan yang paling baik dan paling bagus, baik menurut pandangan hukum maupun agama, agar tidak kecewa atau menyesal di kemudian hari.
Ø  Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai hasil Laporan ini adalah :
1.      Diharapkan Penulisan makalah ini dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju.
2.      Diharapkan hasil penulisan Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan Ilmu Pengetahuan bagi Penulis dan Pembaca.






Daftar Pustaka

Abu Umar Abdullah Al Hammadi, Menyingkap Rahasia Di Balik Shalat Istikharah, penerbit: Pustaka Ar Rayyan, Solo, 2006.
Al-Qur’an, Terjemah.
Drs. Moh. Rifa'i, Kumpulan Salat-Salat Sunnat, CV Toha Putra, Semarang, 1993.
Hadits Sahih Riwayat Bukhari no. 6841.
Labib MZ, Pedoman & Bimbingan Shalat Sunnat Lengkap, Terbit Terang, Surabaya, 1999.





[1] Drs. Moh. Rifa'i, Kumpulan Salat-Salat Sunnat, CV Toha Putra, Semarang, 1993.
[2] Al-Qur’an, terjemah surat Al-Qashash ayat 68-70.
[3] Abu Umar Abdullah Al Hammadi, Menyingkap Rahasia Di Balik Shalat Istikharah, penerbit: Pustaka Ar Rayyan, Solo, 2006, Hlm. 37-41
[4] Hadits Shahih Riwayat Bukhari no. 6841.
[5] Labib MZ, Pedoman & Bimbingan Shalat Sunnat Lengkap, Terbit Terang, Surabaya, 1999.